Archive for April, 2010


Bagaimana BMT (Baitul Maal wa Tamwil) Mengurangi Angka Kemiskinan di Indonesia

Asbtrak

Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia terlihat begitu nyata dan pesat, terbukti dengan maraknya pembukaan cabang atau unit usaha syariah oleh hampir seluruh bank-bank konvensional besar di Indonesia. BRI syariah, Mandiri syariah, BNI syariah, Niaga syariah, maupun BMI yang sejak berdirinya melandaskan operasionalnya pada prinsip-prinsip jurisprudensi Islam berlomba-lomba untuk menyediakan produk-produk keuangan Islam. Namun sadarkah kita bahwasanya didalam operasional lembaga-lembaga keuangan Islam baik bank ataupun non-bank, dari 100% transaksi keuangan Islam terdiri dari 75% mudharabah & murabahah, sedangkan hanya 25% sisanya berupa musyarakah? Ini menunjukkan bahwasanya masih ada ketidakseimbangan peran dan fungsi lembaga-lebagai kuangan Islam tersebut dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi dalam masyarakat. Makalah ini akan sedikit membahas tentang salah satu lembaga keuangan Islam tertua (BMT) yang ada di Indonesia dalam mewujudkan keadilan ekonomi di masyarakat luas.

Keyword: Ekonomi Islam, unit usaha syariah, keuangan Islam, lembaga keuangan Islam, mudharabah, murabahah, musyarakah

Pendahuluan

Perkembangan Ekonomi Islam di dunia sudah dimulai sejak abad ke-13, perkembangan Ekonomi Islam bersamaan dengan Islamisasi Ilmu pengetahuan yang marak terjadi pada saat itu. Ilmu Ekonomi boleh kita klaim sebagai disiplin ilmu yang pertama yang dipilih oleh para ulama dan ahli fiqih untuk diislamkan kembali. Pengislaman Ilmu Ekonomi ini bukan berarti menolak segala sesuatu yang menjadi pembahasaan di dalamnya, namun merupakan proses eliminasi Ilmu Ekonomi konvensional dari nilai-nilai sekuler dan liberal yang terkandung didalamnya. Atau dengan kata lain Islamisasi Ilmu Ekonomi tidak secara langsung menyalahkan segala sesuatu yang menjadi pembahasan di dalamnya, karna tidak semua yang di bahas dalam Ilmu Ekonomi konvensional itu salah atau benar.

Sedangkan perkembangan Ekonomi Islam sendiri di Indonesia sedikit terlambat, perkembangannya mulai terlihat dengan didirikannya BMI (Bank Muamalat Indonesia) pada tahun 1992. Bank Islam perdana di Indonesia ini menjadi awal dari perkembangan lembaga keuangan Islam yang lainya, termasuk lembaga-lembaga keuangan Islam Non-Bank seperti; BMT, Penggadaian Syariah, Rumah Zakat, Asuransi syariah, dll.

Namun hapir setelah lebih dari 20 tahun perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia. Lembaga-lembaga keuangan Islam belum mampu untuk mewujudkan tujuan utama Ekonomi Islam itu sendiri yaitu; Mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi dalam masyarakat luas. Hampir 75% transaksi keuangan syariah adalah transaksi jual beli dan bukan bantuan modal. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian pemetrintah sebagai regulator dan kita tentunya sebagai umat untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi bedasarkan prinsip-prinsip Ekonomi Islam.

Pembahasan

Cikal Bakal BMT

Baitul maal wa tamwil (BMT) sebagai salah satu perintis lembaga  keuangan dengan prinsip syariah di Indonesia, dimulai dari ide para aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan Koperasi Jasa Keahlian Teknosa pada 1980. Koperasi inilah yang menjadi cikal bakal BMT yang berdiri pada tahun  1984. Lembaga keuangan semacam BMT, sesungguhnya sangat diperlukan untuk menjangkau dan mendukung para pengusaha mikro dan kecil di seluruh pelosok Indonesia yang belum dilayani oleh perbankan yang ada saat ini. Sebagai gambaran, usaha kecil mikro terdiri dari sektor formal dan informal, yang menurut data Bappenas mencapai angka hampir 40 juta. Peluang pengembangan BMT di Indonesia sesungguhnya sangat besar, mengingat usaha mikro dengan skala pinjaman di bawah Rp 5 juta adalah segmen pasar yang dapat dilayani dengan efektif oleh lembaga ini. Sementara di sisi lain, keberadaan perbankan yang mampu melayani segmen ini sangat terbatas jumlahnya.

Perlu kita ketahui bahwasanya hampir 75% transaksi keuangan Islam di bank-bank Islam masih berupa transaksi jual-beli, dan hanya 25 % sisanya yang berupa transaksi pernyertaan modal. Ini menjadi cerminan bahwasanya dalam perkembanga Ekonomi Islam di Indonesia masih terjadi ketidakseimbangan fungsi dan tujuan Ekonomi Islam. Bank-bank Islam masih cenderung lebih mementingkan profit dari pada membantu sektor-sektor UKM yang ada di Indonesia.

Baitul maal wa tamwil dan Perkembangannya di Indonesia.

Secara legal formal BMT sebagai lembaga keuangan mikro berbentuk badan hukum koperasi. Sistem operasional BMT mengadaptasi sistem perbankan syariah yang menganut sistem bagi hasil. Baitul maal dalam bahasa Indonesia artinya rumah harta. Sebagai rumah harta, lembaga ini dapat mengelola dana yang berasal dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Di sinilah sebenarnya letak keunggulan dari BMT dalam hubungannya dengan pemberian pinjaman kepada pihak yang tidak memiliki persyaratan/jaminan yang cukup. Maka operasional BMT dibawah ketentuan UU. No. 20 thn 2008, UU. No. 21 thn 2008, dan UU. No. 38 thn 1999. Setidaknya pemerintah Indonesia sudah sedikit membantu dengan membuat regulsi tentang perbankan syariah, UKM, dan pengelolaan zakat.

Dalam operasionalnya BMT memiliki fungsi ganda, fungsi sosial sebagai Bautul Maal (rumah harta) dan fungsi usaha sebagai Baitut Tamwil (rumah pembiayaan). Funsi BMT sebagai Baitul Maal diwujudkan dengan semacam jaminan/proteksi sosial melalui pengelolaan dana baitul maal berupa dana ZIS ataupun berupa insentif sosial, yakni rasa kebersamaan melalui ikatan kelompok simpan pinjam ataupun kelompok yang berorientasi sosial. Proteksi sosial ini menjamin distribusi rasa kesejahtera­an dari masyarakat yang tidak punya kepada masyarakat yang punya. Dengan demikian, terjadi komunikasi antara dua kelas yang berbeda yang akan memberikan dampak positif kepada kehidupan sosial ekonomi komunitas masyarakat sekitar.

Sedangkan fungsi sebagai Baitul Tamwil diwujudkan dengan transaksi-transaksi keuangan yang memiliki konsep pinjaman kebijakan (qardhul hasan) yang diambil dari dana ZIS atau dana sosial. Dengan adanya model pinjaman ini, BMT tidak memiliki risiko kerugian dari kredit macet yang mungkin saja terjadi. Dalam konsep baitul tamwil, pembiayaan dilakukan dengan konsep syariah (bagi hasil). Konsep bagi hasil untuk sebagian besar rakyat Indonesia merupakan konsep yang telah sering dipraktikkan dan sudah menjadi bagian dari proses pertukaran aktivitas ekonomi, terutama di pedesaan. Contohnya, bagi hasil antara pemilik sawah dan penggarap sawah. Kelebihan konsep bagi hasil adalah menyebabkan kedua belah pihak, pengelola BMT dan peminjam saling melakukan kontrol. Di sisi lain pengelola dituntut untuk menghasilkan untung bagi penabung dan pemodal. Produk yang dikeluarkan oleh BMT meliputi produk pembiayaan (mudhorobah, musyarakah), jual beli barang (BBA, murabahah, bai assalam), ijarah (leasing, bai takjiri, musyarakah mutanaqisah), serta pembiayaan untuk sosial (qordhul hasan). Produk tabungan meliputi tabungan mudharabah dan ZIS.

Bedasarkan data statistik Indonesia pada tahun 2009 angka kemiskinan di Indonesia mencapai 33,7 juta jiwa, dalam prosentase pertumbuhan ekonomi 4,5%, dan inflasi 9%.[1] Maka dari itu BMT berpeluang sangat besar untuk bisa mengurangi angka kemiskinan di Idonesia. Ini ditunjukkan pada tahun 1995-2005, lebih dari 3.300 BMT telah didirikan dengan total asset lebih dari 1.7 milyarn rupiah, melayani lebih dari 2 juta nasabah kecil, menyediakan 1.5 milyarn kredit usaha kecil, dan memnggunakan lebih dari 21,000 pekerja. Berikut adalah beberapa data perkembangan BMT di Indonesia:

  • BMT Dinar (karang anyar with 31 billion rupiah assets)
  • BMT Ben Taqwa (central of java with 30 billion rupiah assets)
  • BMT MMU (pasuruhan east java with 17 billion rupiah assets)
  • BMT Marhamah (wonosobo central of java with 13 billion rupiah assets)
  • BMT Tumang (boyolali central of java with 4 billion rupiah assets)
  • BMT Baitul Rahman (bontang east borneo with 6 billion assets)
  • BMT PSU (malang east java with 5,6 billion assets)[2]

Prinsip Operasional BMT dan Bagaimana BMT Mengurangi Angka Kemiskinan di Indonesia.

BMT yang dalam operasionalnya berdasarkan prinsip salaam civilization, the fair and peacefull social welfare. Mempunya prinsip-prinsip operasional dasar sebagai berikut:

1. Ahsan (prinsip kontrol terhadap kualitas terbaik), thayyiban (prinsip yang paling tepat menurut syariah Islam), ahsanu ‘amala (kepuasan invetor dan nasabah).

2. Barakah (menguntungkan, efektif dan efisien), transparan dan tanggungjawab atas kesejahteraan umat.

3. Berperan aktiv dan terbuka dan Social welfare (kesejahteraan sosial)

BMT berpotensi besar mengurangi angka kemiskinan di Indonesia karena BMT bergerak di sektor mikroekonomi, yang rata-rata tidak terjangkau oleh perbankan Islam pada umumnya. Selain itu operasional BMT yang menggunakan fungsi ganda sebagai (baitul maal) seperti zakat, shadaqah, waqaf, dan dana sosial lainnya. Fungsi ini berdampak langsung keada komunitas masyarakat menengah kebawah. Berawal dengan zakat, shadaqah, dan waqaf, BMT menjalankan fungsinya sebagai agen pendistribusi dana dan social economic healer. Fungsi ini diwujudkan dengan pemberian pinjaman sosial (qardhul hasan) yang diambil dari dana sosial untuk golongan masyarakat miskin. Karena pinjaman sosial ini diambil dari dana sosial, maka BMT tidak akan mengalami resiko pailit dan kredit macet. Hal ini juga mengakibatkan komunikasi yang harmonis antara si kaya dan mayarakat miskin.

Selain menjalankan fungsi sosialnya, BMT juga menjalankan fungsinya untuk pembiayaan sepertihalnya bank-bank Islam pada umumnya. Pada operasionalnya BMT menyediakan: mudharabah, musyarakah, ijarah, wadi’ah dll. Fungsi ini juga mencakup pembiayaan pada sektot real.

Kesimpulan

Pada akhirnya BMT dengan fungsi gandanya, fungsi sosial sebagai baitul maal (rumah harta)  sebagai agen pendistribusian dana sosial dan fungsi pembiayaan baitut tamwil (rumah pembiayaan) yang menyediakan berbagai produk keuangan Islam seperti: mudharabah, musyarakah, dan ijarah. Menurut hemat penulis mempunyai potensi yang paling besar untuk mengurangi angka kemiskinan di negeri ini.

Referensi:

Mujahid Febryan., 2009, Overlapping utilities between globalization and Islamic thought with special references to Economics, International Joint Semianr (IJS), Yogyakarta-Kuala Lumpur.

http://nasional.compas.com

http://muammalatbmt.blogspot.com


[1] http://nasional.kompas.com

[2] http://muamalatbmt.blogspot.com/2009/01

How BMT decreases the poverty in Indonesia.

Baitul Maal wat Tanwil (BMT) is a micro economical Islamic financial department operates by profit sharing system. BMT helps small business scale in order to decrease poverties by managing the collective capital from the investors. Principally, BMT was built based on salaam civilization the fair and peaceful social welfare.

The basic principles of BMT:

  • Ahsan (the best quality control), Thayyiban (the most suitable), Ahsanu ‘amala (the investors and the costumers satisfaction).
  • Barokah (fully interested and effective efficient), Transparency and responsibility for civil society.
  • Spiritual communication.
  • Democratized, participated, and inclusive.
  • Social welfare
  • Potential developing of local civic society.

BMT is a collective independent department purposed to develop social welfare by financing civil economic and decrease amount of poverty. The implementations of BMT principles become the most important factor to develop BMT itself.

Based on Indonesian statistic on 2009 the collective amount of poor civilization is 33.7 million of entire civilization, in the 4.5% of national economic development and 9% of inflation. [1]As BMT has become the most strategic department to reduce the poverty, it is proved that in 1995-2005, more than 3.300 BMTs were established and the assets reached more than 1.7 billion rupiah, served more than 2 million consumers, provided 1.5 million microeconomic credits, and employed more than 21.000 employees. Here is the list of developed BMTs in Indonesia:

  • BMT Dinar (karang anyar with 31 billion rupiah assets)
  • BMT Ben Taqwa (central of java with 30 billion rupiah assets)
  • BMT MMU (pasuruhan east java with 17 billion rupiah assets)
  • BMT Marhamah (wonosobo central of java with 13 billion rupiah assets)
  • BMT Tumang (boyolali central of java with 4 billion rupiah assets)
  • BMT Baitul Rahman (bontang east borneo with 6 billion assets)
  • BMT PSU (malang east java with 5,6 billion assets)[2]

BMT succeed to decreas the amount of poverty by applying social actions (baitul mal) such as zakah, shadaqoh, waqaf and another charities. This action has a direct impact to the poor society.  Starting with zakah, shadaqah, waqaf, BMT runs its function as the agent of assets distribution and as social economic healer. Social credit or (qardhul hasan) from social money is allocated only for the poorest social civils, because this social function is non profit oriented. It also creates a harmoniuos relationship among the rich and the poor ones.

BMT is also profit oriented, as the common Islamic bank, BMT also provides: mudharabah, musyarakah, ijarah, etc. This function includes financials and real sector function. Finally, these two functions support BMT to be the most effective and efficient department to decrease any poverty not only in indonesia but also the entire world. BMT is established as the agent of community development and the agent of asset distribution. BMT grows as an institution to increase social welfare, create a social econoic justice, create new job vacations, and create bussines network.


[1] http://nasional.kompas.com

[2] http://muamalatbmt.blogspot.com/2009/01

Gan pernah ngak sih kita merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Pencipta kita? Karna kita pernah merasakan kedekatan itu, pasti kita juga pernah merasakan jarak yang sangat jauuh dari Pencipta kita. Disini gw mau share tentang apa arti  ujian sebenarnya bagi seorang hamba?

Jikalau kita mendengar kata “ujian” kesulitan, kegagalan, keberhasilan, perjuangan, usaha menjadi sangat relevan bila dikaitkan dengan ujian. Ujian sendiri bagi gw adalah suatu keadaan dimana gw tertuntut untuk berusaha lebih keras untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin ada juga yang berpendapat bahwasanya “kehidupan kita didunia ini adalah ujian”; dan andaisaja gw setuju dengan pendapat ini berarti gw harus merevisi definisi ujian menurut kamus gw. Semula ujian bagi gw adalah suatu keadaan yang menuntut gw untuk berusaha lebih keras untuk mendapatkan sesuatu. Setalah revisi maka ujian bagi gw menjadi bukan hanya keadaan2 yang menuntut tapi juga keadaan2 yang nyaman dan santai.

Gw jadi inget kata2 bijak yang pernah gw pelajarin dulu,

“ان الفراغ والجدة مفسدة للمرء أي مفسدة”

Kalo ngak salah sih, maklum memori lama. Yang kalau diartikan kurang lebih seperti ini jadinya: “Sesungguhnya kekosongan dan ……… (lupa) sangat merusak seseorang”

Aduh panas banget neeeeh di gedung Hukum…. ngak da ACnya udah dulu ya!!!

Logo Muktamar Muhammadiyah….

Gan bentar lagi ada perhelatan akbar Muhammadiyah di kampus gw UMY, 100th Muhammadiyah (Muktamar). Acara ini akan diadakan awal July mendatang. Dan pagi tadi gw secara resmi mendaftarkan diri sebagai relawan untuk bantu2 perhelatan tersebut. Atas saran dosen gw tercinta dan ada beberapa alasan yang buat gw mau ikutan nimbrung acara itu. Secara gw bukan apa2nya Muhammadiyah, gw cuman mahasiswa biasa aja…..

Ketika melihat persiapan 100th Muhammadiyah ini gw jadi teringat 3 thaun yang lalu; tepatnya saat perhelatan 80th Pondok Pesantren gw Gontor. Kebetulan waktu itu gw jadi panitia bagian Muktamar MUI ama DAS. Yaaa pengen nostalgia aja, mengingat memori2 kenangan kesibukan waktu jadi santri yang sibuk dulu.

Ketika ngisi formulir pendaftaran relawan gw, gw ngisi pilihan buat jadi: 1. Penerima tamu and 2. Transport. Heeeee…… ada hiden purposes nya seeeh….

In my opinion the paper do really great in defining the Islamic Economics, it consists of the history of Islamic Economics itself, its definition, scope, and its challenges in this 21st century. The paper also emphasizes that Islamic economics was already exist since the prophetic period. Unfortunately after the golden ages of Islamic civilization in Spain, the Muslims civilizations were eliminated gradually. This condition is ended by the rises of the Islamization of knowledge in about 1940s-1970s when the Economics filed became the first Islamized science. It its development the Islamization of Economics wasn’t experience smoothly, until the first International Islamic Economics Conference is hold in King Abdul Aziz University, Jeddah on 1976s. That conference cased the establishment Centre for Research of Islamic Economics (CRIE) and Journal of Research in Islamic Economics (JRIE) and the establishment of IDB. There was the beginning of the Islamic Economics development on the world.

Although, the development of Islamic Economics is so vast, it doesn’t mean it comes without obstacles and challenges. The buried of Islamic civilizations for several centuries caused almost its scholars is contaminated with secular perspectives. To make Islamic Economics became dominant in the world’s economy; the Muslim economists should neutralize their mind from some secular paradigm. According to the paper there must be some strategies in facing the challenges today; there are:

1. The Convergence scenario.

2. The Blueprint of it.

3. Priorities of the field discussed.

4. Strategic planning for socialization.

5. Strategies for Education of Economics.

6. Strategic for Implementing of the subject.

Finally, the Muslim economists today have to face two enormous challenges, first they have to dominate the world economy or they will only became the subeconomics under the conventional economic system.

The Comment on “Comprehensive Approach of Islam to the Theory of Human Resources Development”

The Comment:

I do agree with almost points that were explained in the paper. But, there are several points confuse me. There are:

1. Is it right that the conventional economics takes women workforce especially in the informal sectors such as housekeeping and children caring were not well recognized? Consider that almost US and western word recognize woman workforce and extremely concern about children and family.

2. How the women works in the informal sectors such as housekeeping and children caring could possibly count in the GDP and GNP?

The facts based on the paper:

The conventional economics perspectives today arise after the globalization beginning from the second half of the twentieth century. Globalization and today’s economics perspective were continuously and developed cored in the western world. Therefore, there is no religious value on it. The history made the western worldview to be religions phobic. Almost its economists were influenced with positivism and other ism that were dominated on that certain period of time. Such as:

A typical growth model of Cobb-Douglas production function (Y) is often used in terms of capital (K) and labor (L), which are paid their marginal products:

Y = F (K, L, t ) =  A(t) Ka Lb

Where  a and b are the share of income distributed respectively to capital and labor. One of C-D production function properties is a unique feature of homogeneity of degree 1, so that (a + b = 1), or b = (1 – a ). A(t) is said to be time-related shift factor that then is conceivable as total factor productivity (TFP) or technological change. It measures disembodied technical change expressed in an exponential function of time, of which the rate being reflected by the shift parameter, λ, so that A(t) = eλt. And etc.

The world economic development wasn’t come with the similar economic paradigms along its process. The process of it development always being dominated with the majors paradigm that was dominated the world in that certain period of time.

Colonialism, socialism, liberalism, and capitalism were periodically dominated and influence the economics perspective. Evidently, all those paradigms always experienced its failure in developing the world economy. The last failure is the liberalism and capitalism; these isms experienced a great failure and influence the world economic system. Its failure caused into the world financial crises stemming from the bubble financial explosion in the U.S financial market on 2008. Simply concluded that, that financial crises happened because of the commons acts of the forbidden elements in the Islamic thoughts such as usury (riba’), gambling (maysir), uncertainly (gharar) and speculative behaviors.

Beberapa jam lalu gw nonton filem ne…. Dulu sebelum filem ini dibuat, gw sempet diceritain ama siapa gw juga lupa. Jikalau, di jepang ada seekor anjing yang sangaat setia kepada tuannya. Dan syukur lah kisah itu difilemkan dan udah gw tonton tadi siang. Kisah ini tentang seekor anjing jepang jenis Akita, seekor anjing raas tinggi di jepang. Konon persahabatan manusia dengan anjing dimulai dari rass Akita. Anjing Akita adalah raas unggulan yang dipelihara bukan sekedar untuk teman bermain bola atau lempar2an ragby. Lebuh dari itu anjing ini adalah simlol loyalitas, cinta dan persahabatan yang tak lekang oleh waktu. Kisah berawal dari pengiriman anjing Akita kecil (HACHI) yang berakhir dengan pertemuan san Hachi kecil dengan seorang Profesor disekolah musik di US. Sang profesor menemukan Hachi distasion saat hendak pulang ke rumahnya. Pada awalnya sang profesor enggan untuk membawa Hachi pulang kerumah, karna dia sadar bahwa istrinya tidak terlalu suka dengan anjing. Namun melihat kedekatan Hachi dengan suaminya dia pun mulai luluh dan menerima Hachi menjadi bagian dari keluarga.

Hachi kecil tumbuh dewasa, diapun sudah terbiasa mengantar dan menjemput sang Profesor ke setasion kereta. Pagi Hachi mengantar sang profesor ke stasion dan sebelum jam 05:00 sore ketika dia mendengar suara kereta api dia bergesgas menjemput sang Profesor. Persahabatan mereka membuat seluruh kota kagum dan menjadikannya buah bibir.

Hingga suatu hari sebelum sang profesor pergi meninggalkan rumah, hachi berusaha mencegah tuannya keluar rumah. Seakan-akan dia sudah bisa melihat  dan merasakan bahwasannya hari itu adalah hari terakhir dia melihat tuannya. Dan hari itulah untuk pertama kalinya dia mau bermain bole dengan sang Profesor.

Pada hari itu sang profesor meninggal saat mengajar, dan tak pernah kembali kerumah. Hachi tetap menuggu dan menunggu. Hingga lebih dari 10 tahun dia menunggu di depan stasion kereta tempat biasannya sang tuan muncul pulang dari kerjanya.

HIks….HIks…..

He he he….. hari neh senin, 26 April 2010 seharusnya seh kita2 kuliah ada matkul IFI’s ama Speaking. Tapi atas nama loyalitas dan bakti kita anak2 IPEF untuk prodi tercinta, kuliah dibubarkan sementara. Gw ama laily dapet bagian ke SMA N 1 Pakem Jalan Kaliurang Km 17,5. Kelar urusan brosur ngampirin temen gw yang belum pernah seumur hidupnya masuk ke UII. Akhir nya gw thawaf 2 kali di UII. Eh didepan gedung FAI ketemu temen gw si Fahmi, jadi ngobroool lah lamaaa amat. Waktu udah siang banget tuh jam 09:00 an….. dari pada langsung pulang terciptalah ide nonton….. Pertamanya kita mau nonton alangkah lucunya negri ini, tapi…. Setelah menimbang-nimbang kita belum bisa ikhlas ngeluarin uang 15.000 IDR buat nonton filem indonesia. Akhirnya pilihan jatuh ke “Hachiko The Dog Story”. Tapi kita dapet jam 12:30…. jadi nya ngebloooog dah di lantai 3. EEEEh sia….. aya stpam reseeeeek dia bilang gini: “Mas Jangan Ngecharge Disini Ya!!!!!” oh Tuhaaaaan apa2 aan ini????

Apa yang harus gw lakukan saat2 seperti ini, kenapa batere laptop malah looow????? neh lagi Noki gw ikut2 low bat…… Ya apalah ngak masalah….. dengan sedikit waktu sebelum laptop gw hibernasi gw postkan postingan gw yang terakhir ini menjelang detik2 hibernasi laptop gw….

tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk????????

Haduuuuuuh, bener2 conflict of interest yang tiada duanya. Neh gw lagi diantara dua pilihan yang sama2 beratnya. Disatu sisi gw ada 4 tugas yang menumpuk untuk hari selasa besok. Dan disisi lainnya gw pengeeeeen banget nonton naruto eps. 135-140 yang seruuu abiiis…… Itu eps waktu sasuke vs uchiha…. dah lama baca komikknya tapi baru semper liat felemnya sekarang… Hari minggu yang gila ini….. Haduuuh apa yang harus aku lakukaaaaa.???

The Lost Symbol

Detail:

Judul : The Lost Symbol
Penulis : Dan Brown
Penerbit : Bentang Pustaka
Tanggal Terbit : Januari 2010

Dan Brown, seorang penulis yang mempunyai mantra sihir untuk membuat para pembaca tulisanya masuk ke dalam latar dan menjadi bagian dari ceritannya. Kepiawaiannya menuliskan semua seting dan latar ceritanya dengan begitu detail, tak terkecuali di tulisannya yang satu ini “The Lost Symbol”, anda akan serasa menjadi salah satu tokoh yang melihat langsung semua seting dalam cerita ini.

Sebelum buku ini dipublikasikan sebagai “The Lost Symbol” sebelumnya buku ini berjudul “The Solomon Key”, karena buku ini mengulas habis-habisan misteri klan Solomon dan ikatan persaudaraan Freemansonry. Walaupun buku ini adalah rangkaian sequel dari buku-buku sebelumnya, Angle and Deamon dan Da Vinci Code anda tidak perlu khawatir jika belum membaca kedua buku tersebut. The Lost Symbol menjelaskan semua detainya agar anda tidak bingung.

Kisahnya berawal dari sebuah undangan yang datang dari kawan lama Robert Langdon (seorang professor symbologi Harvard University) Peter Solomon (Seorang anggota Freemansonry dan salah seorang dari klan Solomon yang masih hidup) yang membawanya berakhir kepada sebuah petualangan liar yang tak akan mudah untuk Robert Lupakan. Sebuah petualangan yang membawa sang Profesor berkutat bersama sebuah konspirasi besar persaudaraan kuno Freemansonry, beberapa agen CIA, klan Solomon, dan pembunuh berdarah dingin Zackhary. Seperti biasanya Dan Brown menceritaka durasi cerita kurang dari 48 jam ini dalam lebih dari 600 halaman, ini lah yang menbuat karya-karyanya selalu gagal ketika diangkat menjadi sebuah filem. Kedetailan novel-novelnya selalu lebih memberikan kepuasan fantasi para pembacanya dari pada apa yang sutradara bisa visualisasikan di filem-filemnya.